Friday, May 2, 2008

Bangkitnya Musik Reggae Indonesia


Musik reggae Indonesia telah bangkit. Hal ini ditandai munculnya musisi-musisi reggae yang ikut meramaikan industri musik Indonesia yang dari jaman ke jaman powered by Pop music. Banyaknya media-media yang mengangkat tema tentang perkembangan musik reggae di Indonesia belakangan ini juga merupakan sebuah indikasi “the uprising of Indonesia reggae music” telah dimulai. Kita mengenal Mas Tony Q Rastafara, Steven and Coconut Trees, Souljah, Ras Muhammad, Pasukan Lima Jari, UpRising, Gangstarasta, Joni Agung and Double T sebagai “reggae musicians” yang turut meramaikan jagad musik reggae tanah air. Kabar gembira buat kita semua karena kita tidak lagi harus susah payah untuk bisa mendengarkan sebuah alunan musik reggae. Sekarang sudah banyak radio station yang sesekali memutarkan musik reggaa, bahkan berkali-kali.

Tahun 2003 kita gempar dengan musik Punk, Melodic (atau Mellowdic?) yang ditandai dengan “hijrah” nya Superman Is Dead ke Sony BMG recods juga Endank Soekamti yang makin Enndaaang… kemudian setahun berikutnya kita gempar dengan musik “New Wave” ala The Upstair dan dengan mudah menemukan anak2 Putih ABu-abu (baca: SMA) dan Biru Putih (baca: SMP) berdandan seperti Jimmy The Upstairs, lalu distorsi gitar dengan sound 70′an menandai booming-nya musik Rock N Roll and Garage. Sayangnya kita lebih banyak disuguhi penampilan-penampilan “flashback” tanpa sedikit mengurangi rasa apresiasi terhadap musik mereka dan juga tidak bermaksud mengatakan kreativitas mereka mundur ke belakang namun gw lebih bangga jika muncul The Donnas - The Donnas Indonesia. Jreng-jreng…

Kembali pada judul pembahasan, gw berharap ini akan jadi sebuah “signal” bagi para major labels untuk lebih mengapresiasi musik reggae. Untuk lebih meng-komersial-kan - tanpa membuat si artis jadi “sapi perahan”, budak kapitalis. Kita semua (khususnya reggae lovers) tentu ingin menyaksikan musisi-musisi reggae tanah air bisa on air di station TV swasta, muncul dalam acara2 komersil, acara-acara live music, jadi guest di acara2 MTV, dapet tempat di program2 MTV “tanpa menganggap musik Pop yang selama ini banyak mendominasi acara-acara TV sbg musik yang membosankan”.

Marilah kita rayakan kebangkitan musik reggae tanah air dengan menyanyi bersama-sama;

Mentari Pagi beri salam lagi
Suara burung kusambut hari berganti
Bob Marley masih bernyanyi
Don’t worry… uuu..yeeeeaaaccchhhh

Jalani semua dengan apa adanya
Biarlah waktu bicara bawa takdirnya
Yuk.. kita lapangkan dada
Don’t worry… uuu..yeeeeaaaccchhhh

Buatlah hidup ini semudah mungkin
Gak perlu disesali bikin saja happy
Mengalir nikmati jangan beban dihati
yuk kita nyanyi bersama….

Don’t worry… uuuuyeeeeeaaaccchhhhh
Don’t worry… uuuuyeeeeeaaaccchhhhh

*Tony Q - Don’t Worry

Wednesday, April 23, 2008

FSP

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Didirikan 26 Juni 1970, memiliki 4 (empat) jurusan yaitu : Musik, Tari, Teater dan Kajian Seni Pertunjukan untuk bidang pengelola seni pertunjukan. Keempat jurusan tersebut merupakan bidang pendidikan seni pertunjukan yang saling terkait serta saling menunjang.

Fakultas Seni Pertunjukan merupakan satu-satunya pendidikan tinggi yang terpadu dengan bidang kesenian lainnya yaitu Fakultas Seni Rupa (FSR) dan Fakultas Film dan Televisi (FFTV). Potensi pendidikan kesenian di Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) telah memberi peran penting terhadap perkembangan dan kebutuhan seni pertunjukan.

Pembentukan profesionalitas dan pengembangan wawasan, keilmuan, kreativitas serta produktivitas telah melahirkan lulusan-lulusan terbaiknya sebagai pelaku, pengkaji, peneliti, pencipta, dan pengelola seni pertunjukan yang terkemuka di Indonesia.

PROGRAM STUDI SENI TEATER – D3

Mempelajari pengetahuan seni peran dan ketrampilan praktika dasar-dasar acting. Tujuan pendidikan : mampu menampilkan karya teater sebagai suatu seni pertunjukan yang berkualitas. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan dasar teater, teori-teori seni peran, latihan dengan pendekatan Stanislavsky, pengetahuan tentang tata teknik pentas, tata lampu, tata busana dan tata rias. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai pemain pada sebuah production house, broadcast, dan grup-grup teater atau penata artistiK, penata rias, penata busana pada suatu produksi seni pertunjukan (teater, sinetron dan film) atau secara mandiri dalam dunia seni pertunjukan.

PROGRAM STUDI SENI TEATER – S1

Memahami pengetahuan dan teori-teori seni peran secara lebih mendalam. Tujuan pendidikan : mampu menganalisa dan mengembangkan kegiatan teater secara kreatif dengan wawasan seni yang luas. Materi pendidikan mencakup : pendalaman dan pemahaman materi dan teori-teori teater serta metodologi penelitian. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai pemain, kritikus, sutradara, peneliti, penulis naskah pentas panggung atau scenario pada produksi seni pertunjukan (teater, sinetron dan film) atau secara mandiri dalam dunia seni pertunjukan.

PROGRAM STUDI PENATA TARI – D3

Mempelajari pengetahuan dan ketrampilan praktek dasar-dasar koreografi yang berkaitan dengan penataan tari. Tujuan pendidikan : mampu mengembangkan potensi diri secara professional dalam menyajikan karya tari sebagai seni pertunjukan. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan tari, sejarah tari, wawasan koreografi, teknik gerak, gaya tari tradisi, workshop dan studi lapangan dengan bimbingan penata tari terkemuka. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai penari, penata tari, pelatih tari, bekerja dalam produksi seni pertunjukan atau secara mandiri dalam dunia seni pertunjukan.

PROGRAM STUDI PENATA TARI – S1

Memahami koreografi dan pengetahuan tentang analisa tari secara lebih mendalam. Tujuan pendidikan : mampu mengembangkan potensi diri secara professional dalam menyajikan karya tari serta memahami proses kreatif dan pendekatan kompositoris yang dapat dipertanggungjawabkan. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan wawasan koreografi, teknik gerak, gaya tari tradisi, metode penelitian kesenian, pencatatan, analisa gerak, serta workshop dan studi lapangan yang dibimbing oleh piñata tari terkemuka. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai penata tari, penari, pelatih tari, kritikus tari, penulis artikel tari, bekerja dalam produksi seni pertunjukan atau secara mandiri dalam dunia seni pertunjukan.

PROGRAM STUDI SENI MUSIK – D3

Mempelajari pengetahuan dan melatih ketrampilan dalam bidang musik dengan kekhususan pada : vocal, instrument dan komposisi. Tujuan pendidikan : mampu mengembangkan potensi diri secara professional dalam menyajikan karya musik sebagai karya seni pertunjukan. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan dan teknik vocal, instrument dan komposisi musik, sejarah musik, teori musik, harmoni, analisa musik, orkestrasi, kontrapung dan pengetahuan yang relevan dengan ilmu musik. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai praktisi musik.

PROGRAM STUDI SENI MUSIK – S1

Memahami pengetahuan dasar dalam bidang seni musik dan latar belakang teoritis baik vocal, instrument maupun komposisinya secara lebih mendalam. Tujuan pendidikan : mampu menciptakan konsep-konsep kreatif musical yang dipertunjukan ke dalam bentuk pementasan resital. Materi pendidikan mencakup : teori dan metodologi dalam bidang musik yaitu bidang teknik vocal, instrumental dan komposisi musik, sejarah musik, orkestrasi, kontrapung dan pengetahuan yang relevan dengan ilmu musik. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai pemusik, peneliti, penulis atau praktisi musik.

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI TARI – S1

Mempelajari hubungan antara tari dan kebudayaan dalam rangka menghasilkan Sarjana Antropologi Tari yang yang mampu meneliti, menganalisa, menulis dan merekam gejala tari secara mendalam dan menyeluruh. Materi pendidikan mencakup : dasar-dasar pengetahuan tari, antropologi, sejarah kebudayaan, pelajaran teknik dasar tari dengan beberapa gaya tari tradisi, pengetahuan dasar koreografi, dan metodologi penelitian agar dapat menyajikan tulisan sebagai hasil penelitian dengan cara yang sistematik. Lapangan pekerjaan : bekerja sebagai penari professional, sebagai peneliti tari, penulis artikel tentang tari dan kebudayaannya dan sebagai seorang wartawan atau kritikus seni.

Kekhususan PENGELOLAAN SENI PERTUNJUKAN – S1

Memahami pengetahuan manajemen, perencanaan dan pengelolaan berbagai bentuk seni pertunjukan. Tujuan pendidikan : mampu memahami serta mengelola berbagai bentuk seni pertunjukan. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan berbagai bentuk seni pertunjukan, manajemen produksi, akuntansi, sosiologi, antropologi dan aspek hukum seta pengetahuan dasar seni musik, tari, teater, dan multi media. Lapangan pekerjaan : bekerja professional di pusat kesenian, event organizer, media elektronik atau production house.

PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI – S1

Memahami gejala musical sebagai produk budaya dalam kehidupan sosial suatu masyarakat. Tujuan pendidikan : mampu meneliti, mengamati, menganalisa, dan merekam gejala musiKal. Materi pendidikan mencakup : pengetahuan dasar dan teori musik, antropologi, sosiologi, sejarah kebudayaan, sejarah perkembangan musik, organologi, metodologi penelitian, pengetahuan teknik dasar musik tradisi. Lapangan pekerjaan : bekerja professional sebagai peneliti, penulis atau pengamat musik.

Untuk informasi lebih lengkap silakan menghubungi :

Fakultas Seni Pertunjukan - IKJ

Jl. Cikini Raya 73, Jakarta 10330

Telpon : 021-31934102

Fax : 021-3159105

Pada umumnya orang ‘Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita dapati orang menggunakan musik mensural (?????) yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai intrusmen (alat musik), antara lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain.

Setelah bangsa ‘Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan semangat baru. Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak menjadi berkurang.

Dalam buku-buku Hadīts terdapat nash-nash yang membolehkan seseorang menyanyi, menari, dan memainkan alat-alat musik. Tetapi kebolehan itu disebutkan pada nash-nash tersebut hanya ada pada acara pesta-pesta perkawinan, khitanan, dan ketika menyambut tamu yang baru datang atau memuji-muji orang yang mati syahīd dalam peperangan, atau pula menyambut kedatangan hari raya dan yang sejenisnya.

Dalam tulisan ini kami kutipkan beberapa riwāyat saja, antara lain riwāyat Bukhārī dan Muslim dari ‘Ā’isyah r.a. ia berkata (Lihat SHAHĪH BUKHĀRĪ, Hadīts No. 949, 925. Lihat juga SHAHĪH MUSLIM, Hadīts No. 829 dengan tambahan lafazh:((وَ لَيْسَتَا مُغَنِّيَتَيْنِ"Kedua-duanya (perempuan itu) bukanlah penyannyi"):

"Pada suatu hari Rasūlullāh masuk ke tempatku. Di sampingku ada dua gadis perempuan budak yang sedang mendendangkan nyanyian (tentang hari) Bu‘ats (Bu‘ats adalah nama salah satu benteng untuk Al-AWS yang jaraknya kira-kira dua hari perjalanan dari Madīnah. Di sana pernah terjadi perang dahsyat antara kabilah Aus dan Khazraj tepat 3 tahun sebelum hijrah).(di dalam riwāyat Muslim ditambah dengan menggunakan rebana). (Kulihat) Rasūlullāh s.a.w. berbaring tetapi dengan memalingkan mukanya. Pada sā‘at itulah Abū Bakar masuk dan ia marah kepada saya. Katanya: "Di tempat Nabi ada seruling setan?" Mendengar seruan itu, Nabi lalu menghadapkan mukanya kepada Abū Bakar seraya bersabda: "Biarkanlah keduanya, hai Abū Bakar!". Tatkala Abū Bakar tidak memperhatikan lagi maka saya suruh kedua budak perempuan itu keluar. Waktu itu adalah hari raya di mana orang-orang Sudan sedang (menari dengan) memainkan alat-alat penangkis dan senjata perangnya (di dalam masjid)....."

Dalam riwāyat lain Imām Bukhārī menambahkan lafazh (Lihat SHAHĪH BUKHĀRĪ, Hadīts No. 509, 511):

(يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَ هذَا عِيْدُنَا)

"Wahai Abū Bakar, sesungguhnya tiap bangsa punya hari raya. Sekarang ini adalah hari raya kita (umat Islam)."

Hadīts Imām Ahmad dan Bukhārī dari ‘Ā’isyah r.a. (Lihat SHAHĪH BUKHĀRĪ Hadīts No. 5162, TARTĪB MUSNAD IMĀM AHMAD, Jilid XVI, hlm. 213. Lihat juga: Asy-Syaukānī, NAIL-UL-AUTHĀR Jilid VI, hlm. 187):

(أَنَّهَا زَفَّتِ امْرَأَةً إِلى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ فَقَالَ النَّبِيُّ (ص): يَا عَائِشَةُ مَا كَانَ مَعَكُمْ مِنْ لَهْوٍ فَإِنَّ الأَنْصَارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ)

"Bahwa dia pernah mengawinkan seorang wanita dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshār. Maka Nabi s.a.w. bersabda: "Hai ‘Ā’'isyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian) karena sesungguhnya orang-orang Anshār senang dengan hiburan (nyanyian)."

Juga ada lafaz Hadīts riwāyat Imām Ahamd berbunyi (Lihat Asy-Syaukānī, ibidem jilid VI, hlm. 187):

(لَوْ بَعَثْتُمْ مَعَهَا مَنْ يُغَنِّيْهِمْ وَ يَقُوْلُ: أَتَيْنَاكُمْ فَحَيُّوْنَا نُحَيِّيْكُمْ فَإِنَّ الأَنْصَارَ قَوْمٌ فِيْهِمْ هَزْلٌ)

"Bagaimana kalau diikuti pengantin itu oleh (oran-orang) wanita untuk bernayanyi sambil berkata dengan senada: "Kami datang kepadamu. Hormatilah kami dan kami pun menghormati kamu. Sebab kaum Anshār senang menyanyikan (lagu) tentang wanita."

‘Abd-ul-Hayy Al-Kaththānī (Lihat ‘Abd-ul-Hayy Al-Kaththāīi, AT-TARĀTIB-UL-IDĀRIYYAH, Jilid II, hlm. 121-126). mencatat nama-nama penyanyi wanita di masa Rasūlullāh. Mereka ini suka menyanyi di ruang tertutup (rumah) kalangan wanita saja pada pesta perkawinan dan sebagainya. Di antaranya bernama Hammah (Lihat juga Ibnu Al-Asqalany, AN-NISĀ’, AL-'ASHĀBAH FĪ TAMYĪZ ASH-SHAHĀBAH, Jilid IV, hlm. 274 dan 275) dan Arnab (Lihat Ibnu Hajar Al-Asqalany, ibidem, hlm. 226).

Kaum lelaki masa Rasulullah dan sesudahnya suka memanggil penyanyi budak (jawārī) ke rumah mereka jika ada pesta pernikahan. Buktinya Amir bin Sa‘ad (seorang dari Tābi‘īn) pernah meriwayatkan tentang apa yang terjadi dalam suatu pesta pernikahan. Ia berkata (Lihat SUNAN AN-NASĀ’I, Jilid VI, hlm. 135):

(دَخَلْتُ عَلى قُرَظَةَ بْنِ كَعْبٍ وَ أَبِيْ مَسْعُوْدٍ الأَنْصَارِيِّ فِيْ عُرْسٍ وَ إِذَا جَوَارِيْ يُغَنِّيْنَ فَقُلْتُ: أَنْتُمَا صَاحِبَا رَسُوْلِ اللهِ (ص) وَ مِنْ أَهْلِ بَدْرٍ يُفْعَلُ هذَا عِنْدَكُمْ فَقَالَ: اِجْلِسْ إِنْ شِئْتَ فَاسْمَعْ مَعَنَا وَ إِنْ شِئْتَ اذْهَبْ قَدْ رُخِّصَ لَنَا فِي اللَّهْوِ عِنْدَ الْعُرْسِ)

"Saya masuk ke rumah Qurazhah bin Ka‘ab dan Abū Mas‘ūd Al-Anshārī. Ketika itu sedang berlangsung pesta perkawinan. Tiba-tiba beberapa perempuan budak (jawārī) mulai menyanyi-nyanyi. Maka saya bertanya: :Kalian berdua adalah sahabat Rasūlullāh s.a.w. dan pejuang di perang Badar. Kenapa hal yang begini kalian lakukan pula? Quraizhah menjawāb: "Duduklah, kalau engkau mau. Mari kita dengar bersama. Kalau tidak, silakan pergi. Sesungguhnya telah diperbolehkan bagi kita untuk mengadakan hiburan (nyanyian) apabila ada pesta perkawinan." (H.R. An-Nasai, lihat Bab Hiburan dan Nyanyian Pada Pesta Pernikahan).

Imām An-Nasā’i meriwayatkan dalam bāb Mengumumkan Pernikahan Dengan Suara (Nyanyian) dan Rebana yang diriwayatkannya dari M. bin Hathib bahwa Nabi s.a.w. bersabda (Lihat SUNAN AN-NASĀ’I, Jilid VI, hlm. 127):

(فَصْلُ مَا بَيْنَ الْحَلاَلِ وَ الْحَرَامِ: الدُّفُّ وَ الصَّوْتُ فِي النِّكَاحِ)

"Tanda pemisah (pembeda) antara yang halāl dengan yang harām (dalam suatu pernikahan) adalah (mengumumkanmua dengan) memainkan rebana dan menyanyi."

1. KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM PADA MASA RASŪLULLĀH S.A.W.

Walaupun demikian perlu juga diperhatikan, kehidupan masyarakat Islam di masa Rasūlullāh s.a.w. ditandai oleh dua karakteristik, yaitu (1). sederhana; (2). banyak berbuat untuk jihād fī sabīlillāh.

Membela Islam dan meluaskannya menghendaki seluruh pemikiran dan usaha sehingga tidak ada sisa waktu lagi untuk bersenang-senang menciptakan bentuk-bentuk keindahan (seni musik, lagu) apalagi menikmatinya. Orang-orang Islam dengan lagu dan musik. Ini membuktikan bahwa masyarakat Islam di masa Rasūlullāh bukan tanah yang subur untuk kesenian. Tetapi ketika wilayah Islam meluas, kaum Muslimīn berbaur dengan berbagai bangsa yang masing-masing mempunyai kebudayaan dan kesenian sehingga terbukalah mata mereka kepada kesenian suara baru dengan mengambil musik-musik Persia dan Romawi.

2. PENGARANG TEORI MUSIK DARI KALANGAN KAUM MUSLIMĪN.

Pada waktu itu muncullah seorang ahli musik bernama Ibnu Misjah (wafat tahun 705 M.). Setelah itu kaum Muslimin banyak yang mempelajari buku-buku musik yang diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Hindia. Mereka mengarang kitab-kitab musik baru dengan mengadakan penambahan, penyempurnaan, dan pembaharuan, baik dari segi alat-alat instrumen maupun dengan sistem dan teknisnya.Di antara pengarang teori musik Islam yang terkenal ialah:

1. Yunus bin Sulaimān Al-Khatīb (wafat tahun 785 M.). Beliau adalah pengarang musik pertama dalam Islam. Kitāb-kitāb karangannya dalam musik sangat bernilai tinggi sehingga penggarang-penggarang teori musik Eropa banyak yang merujuk ke ahli musik ini.

2. Khalīl bin Ahmad (wafat tahun 791 M.). Beliau telah mengarang buku teori musik mengenai not dan irama.

3. Ishāk bin Ibrāhīm Al-Mausully (wafat tahun 850 M.) telah berhasil memperbaiki musik ‘Arab jāhilliyah dengan sistem baru. Buku musiknya yang terkenal adalah KITĀB-UL-ALHAN WAL-ANGHĀM (Buku Not dan Irama). Beliau sangat terkenal dalam musik sehingga mendapat julukan IMĀM-UL-MUGHANNIYĪN (Raja Penyanyi).

3. PENDIDIKAN MUSIK DI NEGERI-NEGERI ISLAM.

Selain dari penyusunan kitāb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah Umayyah. Pada masa itu para khalīfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengembangan pendidikan musik. (Lihat Prof. A.Hasmy, Sejarah kebudayaan Islam, hlm. 320-321).

Banyak sekolah musik didirikan oleh negara Islam di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang paling sempurna dan teratur adalah yang didirikan oleh Sa‘id ‘Abd-ul-Mu’mīn (wafat tahun 1294 M.).

Salah satu sebab mengapa dalam Daulah ‘Abbāsiyyah didirikan banyak sekolah musik adalah karena keahlian menyanyi dan bermusik menjadi salah satu syarat bagi pelayan (budak), pengasuh, dayang-dayang di istana dan di rumah pejabat negara atau pun di rumah para hartawan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena itu telah menjadi suatu keharusan bagi para pemuda dan pemudi untuk mempelajari musik. (Lihat Prof. A. Hasjmy , ibidem, hlm. 322).

Di antara pelayan (jawārī) atau biduan dan biduanita yang menjadi penyannyi di istana negara tercatat nama-namanya sebagai berikut (Lihat Prof. A. Hasjmy, ibidem, hlm. 324-326):

Yang menjadi biduan antara lain:

1. Ma‘bad.

2. Al-Kharīd.

3. Dua bersaudara Hakam dan ‘Umar Al-Wady.

4. Fulaih bin Abī ‘Aurā,

5. Siyāth.

6. Nasyīth.

7. Ibrāhīm al-Mausully dan puteranya Ishāk al-Mausully.

Adapun biduanitanya anatara lain:

1. Neam (biduanita istana Khalīfah Makmun).

2. Bazel dan Zat-ul-Khal (biduanita istana di masa Khalīfah Hārūn Ar-Rasyīd).

3. Basbas (biduanita istana di masa Khalīfah Al-Mahdi).

4. Habhabah (biduanita kesenangan Khalīfah Yazīd I), dan

5. Sallamah (biduanita istana Khlīfah Yazīd II).

Suka Hardjana

Salah satu persoalan utama negara-negara Dunia Ketiga dalam membebaskan diri dari keterbelakangan adalah hal kesadaran mencipta. Produk-produk kemajuan zaman dalam peradaban modern sebagian besarnya adalah hasil rekayasa kecerdasan mencipta. Aplikasi produk peradaban modern yang dioperasikan di negara-negara Dunia Ketiga tak jarang justru meninggalkan berbagai persoalan, karena kurangnya pemahaman mendasar atas latar belakang, alasan dan dalam konteks apa produk peradaban modern itu diciptakan.

Terbukanya gerbang perdaban modern yang menyeruakkan kebudayaan industri pada abad ke-17 bukanlah semata-mata bagian dari tujuan kemakmuran (affluence), tetapi pada awalnya adalah upaya untuk menemukan jawaban efisien dalam mengatasi berbagai pergulatan tantangan hidup. Penemuan-penemuan bentuk awal teknologi permesinan produksi, transportasi, pengobatan, komunikasi  kemudian penemuan teknologi pelistrikan  adalah contohnya. Penemuan-penemuan materi yang memiliki kemampuan daya ubah ruang dan waktu itu terus berkembang tanpa jeda hingga hari ini.