Musik, sesuatu yang selalu menemani kita dikala kita sedang sendiri. Tanpa musik dunia ini tak hidup. Banyak orang yang sangat menyukai musik. Selain untuk menghibur diri, musik juga dapat menjadi tempat mencari nafkah. Sudah tidak asing lagi jika kita mendengar seseorang tiba-tiba menjadi kaya mendadak karena bakatnya di bidang musik. Seorang pemuda yang awalnya hanya seorang pedagang es cendol saja bisa mempunyai band yang sekarang cukup terkenal. Bahkan pekerjaan sebagai musisi berlipat ganda pemasukannya dari pada sebagai pedagang es cendol di pinggir jalan. Nah, timbul di benak saya bagaimana seorang tunanetra dapat menguasai musik?. Musik terlahir dari beberapa nada yang dikumpulkan menjadi satu dan akhirnya membentuk suatu lagu yang biasa dikenal dengan musik. Tapi musik itu membutuhkan suara yang dikeluarkan dari sebuah alat atau mulut kita sendiri. Contohnya gitar, dengan hanya enam senar saja kita bisa membuat suatu lagu yang sangat indah. Entah itu beraliran pop, rock, jess dan lain-lain. Tapi apakah bisa seorang tunanetra memainkan alat musik tersebut?.

Jika kita mencoba untuk mengunjungi sebuah sekolah luar biasa di jalan pertanian , lebak bulus, kita bisa menyaksikan sendiri banyak teman-teman tunanetra yang sedang asik memankan alat musik yang mereka geluti. Bahkan di dalam lingkungan sekolah luar biasa itu sendiri ada satu ruangan khusus yang dipergunakan untuk teman-teman tunanetra berlatih band. Saya pernah ngobrol banyak dengan salah satu teman tunanetra yang senang memainkan gitar. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari teman kita itu. Saya piker alat musik gitar ini sangat sulit dimainkan oleh teman-teman tunanetra. Tapi pandangan saya itu telah dirubah oleh seorang anak tunanetra yang sudah duduk di bangku SMA.

Mereka memainkan gitar pada dasarnya sama seperti orang-orang normal lainnya. Gitar mereka pangku di atas paha kanannya. Tangan kanan diletakkan di atas body dari gitar dan tangan kiri menahan leher dari gitar. Jempol kiri menahan leher gitar agar tidak terdorong ke belakang. Dan empat jari yang lain memainkan grip-grip atau yang biasa kita kenal dengan kotak-kotak yang terdapat di leher gitar.

Nah di sinilah semua pandangan saya bahwa tunanetra itu tidak bisa memainkan gitar itu berubah. Ternyata dengan takjupnya mereka bisa memainkan jari-jarinya di atas grip tersebut dengan kunci-kunci yang sudah mereka afalkan sebelumnya. Jadi sebelum mereka menguasai kunci-kunci dalam gitar, mereka mengafalkan terlebih dahulu bentuk-bentuk dari kunci gitar yang ingin mereka mainkan, atau mereka membiasakan dahulu melenturkan jari-jari mereka untuk membentuk kunci-kunci gitar yang cukup rumit. Karena banyak bentuk kunci gitar yang jaraknya sangat jauh. Setelah mereka afal dengan semua bentuk-bentuk kunci gitar tersebut, barulah mereka memainkan gitar dengan sangat lihai.

Yang penting basic dari memainkan gitar itu sudah mereka pegang, mereka pun dapat membuat lagu sendiri. Tetapi saya masih bingung, bagaimana caranya mereka bisa memindahkan kunci-kunci gitar itu dengan cepat dan tepat. Bahkan hamper tidak pernah mereka salah menempatkan jari-jarinya untuk membentuk kunci gitar di titik-titik yang seharusnya. Ternyata sangat simple jawabannya. Karena seringnya mereka memainkan gitar, jadi seperti pepatah yang mengatakan bisa ala biasa. Seperti ada yang mengendalikannya otomoatis jari-jari mereka selalu tepat menempatkan diri di grip yang seharusnya.

0 comments: